Senin, 15 Oktober 2012

PEKERJAAN, PENGABDIAN DAN PEMBERDAYAANKU ADALAH IBADAH


Pekerjaan sebagai seorang fasilitator tidaklah mudah. Karena harus berhubungan dengan berbagai jenis perangai dan watak manusia. Disamping harus melewati medan yang tidaklah enak dan  lancar seperti geografis di daerah Karangrayung Grobogan. Namun demikian itu bukanlah hal yang perlu dijauhi karena memang hidup bukanlah untuk memilih, namun kadangkala hidup kita sudah dipilih oleh yang Maha Memilih. Dengan demikian hidup harus dijalani apapun bentuk dan resikonya.
Pekerjaan kita pun demikian, kadang kita memilih sesuai dengan lulusan sekolah yang telah kita pilih sejak kecil, namun pada kenyataannya yang ada di depan kita tidaklah demikian. Justru pekerjaan itu yang memilih kita, bisa saja tidak sesuai bahkan mungkin tidak kita sukai sebelumnya.
Dan apakah kita dapat memilih??
Dari ilustrasi di atas yang terpenting bahwa hidup harus terus berjalan. Dari sesuatu yang tidak kita sukai pada akhirnya karena kebutuhan yang tidak bisa kita hindari, maka dengan sendirinya akan kita sukai bahkan mungkin tidak dapat meninggalkannya. Kunci dari  semua itu adalah menjalani hidup dengan ikhlas dan mengalir apa adanya.
Pak eko atau yang biasa kita sebut pake fajar, yang pada waktu itu menjadi fasilitator teknik di UPK Karangrayung pernah ditanyakan soal pekerjaan yang dia geluti yakni sebagai fasilitator kecamatan. Padahal untuk usia beliau sudah saatnya menjadi fasilitator kebupaten bahkan mungkin sebagai pegawai di tingkat propinsi. Namun jawaban yang beliau lontarkan hanya sederhana, “…semua itu sama saja, namun bagaimana kita dapat bermanfaat untuk orang banyak. Menjadi fasilitator kecamatan mungkin gaji dan statusnya kalah dari faskab, namun bagi saya jauh lebih nikmat karena saya dapat langsung berhubungan dengan masyarakat, rasanya begitu puas ketika ilmu yang kita punyai dapat kita bagi kepada yang bener-benar membutuhkannya…”.
Bagiku jawaban itulah yang selalu teringat di benakku. Pak eko begitu ikhlas menjalani hidup ini tanpa berpikir berapa banyak yang kita dapatkan dari semuai itu. Benar, bukanlah hanya uang dan materi yang akan kita dapatkan namun keikhlasan akan mendapatkan nikmat dan pahala yang tiada tara.
Kemuadian di hari berikutnya, saya dan kang priyoto mendampingi pak eko ke desa Gunungtumpeng untuk menghadiri pertemuan musyawarah desa, pada saat pulang beliau naik motor sendiri di belakang saya. Sesampai di rumah ternyata beliau belum sampai di kontrakan dan setelah ditanyakan ternyata motornya jatuh dan slebor depannya rusak sehingga tidak dapat berjalan lagi, akhirnya motornya di tinggal di desa dan beliau ngojek sampai di karangrayung. Sungguh pengorbanan yang besar dari pekerjaan sebagai fasilitator. Dan masih banyak kenangan-kenangan yang ada di benak saya sebagai UPK Karangrayung. Namun yang paling mengagetkan kami adalah ketika kami mendapatkan kabar bahwa beliau meninggal dunia karena kecelakaan  motor di Kaliwungu. Dan itu terjadi ketika baru pulang dari pekerjaannya di Sukorejo. Yang paling mengharukan adalah itu terjadi persis 7 hari setelah beliau menikahkan anak pertamanya yakni Fajar. Semoga engkau menjadi Syahid di hadapan Allah SWT, karena engkau  meninggal di jalan Allah yaitu bekerja untuk menafkahi keluarga. Dan kami hanya bisa mendoakan semoga amal ibadahmu di terima di sisi Allah SWT. Amin.  [ a_dawam99 ]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar